Orang Arab Obesitas, Pengaruh Tradisi hingga Gaya Hidup
loading...
A
A
A
JAKARTA - Orang Arab obesitas, frasa ini mungkin pernah Anda dengar. Pola makan yang salah menyebabkan 18,3% usia dewasa di sana mengidap diabetes, yang salah satunya dipicu oleh obesitas .
Orang-orang Arab hingga saat ini masih mempertahankan tradisi lama dari nenek moyang mereka, termasuk dalam urusan makanan. Makanan tradisional di Arab Saudi khususnya, yaitu kurma, fatir atau roti pipih, arikah atau roti khas dari wilayah barat daya, dan hawayij atau bumbu rempah yang khas.
Sampai sekarang makanan tersebut masih dikonsumsi oleh masyarakat Arab Saudi, walaupun mereka telah tinggal menetap di kota dan tidak lagi hidup secara nomaden.
Makanan yang ada di Arab Saudi juga sangat dipengaruhi oleh hukum Islam. Makanan dengan kandungan babi atau alkohol tak akan ditemukan di negara ini. Kendati demikian, Arab Saudi juga tidak terlepas dari bayang-bayang penyakit yang mengancam kesehatan seperti diabetes dan obesitas atau kelebihan berat badan.
Arab Saudi merupakan salah satu negara di mana tingginya penderita diabetes memiliki pengaruh yang signifikan. Menurut Federasi Diabetes Internasional, lebih dari empat juta orang dewasa Saudi menderita diabetes, yang merupakan 18,3% dari populasi orang dewasa, dengan mayoritas terkena diabetes tipe 2.
Beberapa penyelidikan terhadap aspek keturunan dan gaya hidup telah dilakukan untuk menilai faktor-faktor yang berkontribusi terhadap peningkatan prevalensi diabetes yang diperkirakan akan tumbuh di antara penduduk Saudi.
Tingginya jumlah penderita diabetes dan kolesterol di Arab Saudi membuat kebugaran dan kesehatan menjadi semakin penting. Tidak mengherankan apabila masyarakat di Arab Saudi mulai memahami pentingnya menerapkan pola hidup sehat sebagai prioritas utama selama beberapa tahun belakangan ini.
Menurut Survei Kesehatan Global dan Bahan-Sentimen Nielsen yang baru, dua per tiga responden di Arab Saudi atau sekitar 66 persen masyarakat mengatakan bahwa mereka secara aktif membuat pilihan makanan untuk membantu mencegah kondisi gangguan kesehatan seperti obesitas, diabetes, kolesterol tinggi, dan hipertensi. Diet yang membatasi jumlah lemak sekitar 41 persen, dan mengurangi gula sekitar 25 persen.
Selain itu, masyarakat Arab Saudi juga semakin sadar akan kesehatan dan memilih untuk melakukan diet khusus yaitu dengan mengonsumsi makanan organik, rendah lemak, rendah gula, rendah karbohidrat, atau menghilangkan bahan berdasarkan kepekaan makanan, alergi, atau keyakinan pribadi.
Lihat Juga: Penuhi Undangan Menteri Tawfiq, Menag Bertolak ke Arab Saudi Bahas Operasional Haji 2025
Orang-orang Arab hingga saat ini masih mempertahankan tradisi lama dari nenek moyang mereka, termasuk dalam urusan makanan. Makanan tradisional di Arab Saudi khususnya, yaitu kurma, fatir atau roti pipih, arikah atau roti khas dari wilayah barat daya, dan hawayij atau bumbu rempah yang khas.
Sampai sekarang makanan tersebut masih dikonsumsi oleh masyarakat Arab Saudi, walaupun mereka telah tinggal menetap di kota dan tidak lagi hidup secara nomaden.
Makanan yang ada di Arab Saudi juga sangat dipengaruhi oleh hukum Islam. Makanan dengan kandungan babi atau alkohol tak akan ditemukan di negara ini. Kendati demikian, Arab Saudi juga tidak terlepas dari bayang-bayang penyakit yang mengancam kesehatan seperti diabetes dan obesitas atau kelebihan berat badan.
Arab Saudi merupakan salah satu negara di mana tingginya penderita diabetes memiliki pengaruh yang signifikan. Menurut Federasi Diabetes Internasional, lebih dari empat juta orang dewasa Saudi menderita diabetes, yang merupakan 18,3% dari populasi orang dewasa, dengan mayoritas terkena diabetes tipe 2.
Beberapa penyelidikan terhadap aspek keturunan dan gaya hidup telah dilakukan untuk menilai faktor-faktor yang berkontribusi terhadap peningkatan prevalensi diabetes yang diperkirakan akan tumbuh di antara penduduk Saudi.
Tingginya jumlah penderita diabetes dan kolesterol di Arab Saudi membuat kebugaran dan kesehatan menjadi semakin penting. Tidak mengherankan apabila masyarakat di Arab Saudi mulai memahami pentingnya menerapkan pola hidup sehat sebagai prioritas utama selama beberapa tahun belakangan ini.
Menurut Survei Kesehatan Global dan Bahan-Sentimen Nielsen yang baru, dua per tiga responden di Arab Saudi atau sekitar 66 persen masyarakat mengatakan bahwa mereka secara aktif membuat pilihan makanan untuk membantu mencegah kondisi gangguan kesehatan seperti obesitas, diabetes, kolesterol tinggi, dan hipertensi. Diet yang membatasi jumlah lemak sekitar 41 persen, dan mengurangi gula sekitar 25 persen.
Selain itu, masyarakat Arab Saudi juga semakin sadar akan kesehatan dan memilih untuk melakukan diet khusus yaitu dengan mengonsumsi makanan organik, rendah lemak, rendah gula, rendah karbohidrat, atau menghilangkan bahan berdasarkan kepekaan makanan, alergi, atau keyakinan pribadi.
Lihat Juga: Penuhi Undangan Menteri Tawfiq, Menag Bertolak ke Arab Saudi Bahas Operasional Haji 2025
(tsa)